NasDem: Berantas Mafia Daging dukung Peternakan Rakyat

Share with:


Kisruh kelangkaan daging sapi yang baru saja terjadi ternyata diikuti dengan kelangkaan daging ayam akibat sejumlah pedagang yang mogok berjualan. Hal ini mendesak pemerintah segera menyiapkan langkah strategis menyelesaian kelangkaan agar tidak semakin meluas. 

Anggota komisi IV DPR dari Fraksi Partai NasDem, Fadholi, memandang kelangkaan daging ayam yang disebabkan pedagang mogok tersebut sebetulnya bukan hal yang baru. Dia bahkan mengatakan bahwa kelangkaan ini merupakan persoalan klasik yang berulang terjadi.

Dia menuturkan bahwa kelangkaan daging ayam ini terjadi tidak hanya terjadi karena minimnya pasokan tetapi juga disebabkan adanya dominasi dari perusahaan pakan ternak ungas khususnya ayam.

“Terbatasnya perusahaan atau kelompok (produsen) pakan ayam, menimbulkan ketergantungan peternak terhadap mereka sangat tinggi sekali,” tutur kapoksi IV, Kamis (20/8).

Selain itu, Fadholi juga mencurigai kemungkinan adanya mafia yang sedang bekerja mempengaruhi harga. Indikator yang dia gunakan adalah bahwa sektor perunggasan saat ini hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan.

“Tinggal bagaimana pihak kepolisian untuk menyelidiki kebenaran terkait adanya indikasi para mafia daging dalam kelangkaan daging baik sapi maupun ayam,” terang legislator dari Dapil jaten I. 

Legislator dari Dapil Jateng I ini memandang kedepannya perlu adanya inovasi untuk menjamin pasokan ayam untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Yang terpenting bagi pemerintah saat ini perlu ada upaya untuk pengembangan kembali terhadap peternakan ayam kampung. Sehingga dengan pengembangan peternakan ayam kampung tersebut, kebutuhan daging ayam tidak hanya bersumber dari daging ayam negeri (ayam potong) saja,” ujarnya.  

Untuk mendorong realisasi peternakan ayam kampung ini, Fadholi juga menekankan perlunya pemerintah mensubsidi pakan dan sarana pendukung lainnya bagi para peternak ayam. Dia meyakini dengan adanya subsidi pakan setidaknya dapat membantu produksi dan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi para peternak.

“Jika mereka diminta untuk berternak ayam tetapi jika tidak memberikan keuntungan. Atau malah sebaliknya mendapatkan kerugian. Maka untuk menggalakan ternak ayam secara masif akan sulit dilakukan,” ujarnya.

Anggota komisi VIII DPR Fraksi NasDem, yang membidangi sosial dan pemberdayaan perempuan, Amelia Anggraini menyangkan terjadinya kelangkaan daging saat ini. Dia menyebutkan bahwa kelangkaan daging ini dapat berpengaruh terhadap asupan gizi masyarakat yang semakin berkurang.

“Dengan kondisi masyarakat yang masih banyak yang kurang gizi (bad nutrition), sekarang daging sapi maupun ayam menjadi langka dan mahal, selanjutnya protein apa lagi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat sebagai asupan gizi bagi mereka,” ujarnya.

Memang benar sumber protein tidak hanya berasal dari daging ayam dan sapi. Sumber protein bisa juga berasal dari Ikan dan lainnya. Namun menurut Amel tidak mudah memindahkan kebiasaan konsumsi masyarakat .

“Bisa saja masyarakat beralih untuk mengkonsumsi ikan atau protein lainnya. Hanya saja itu perlu adaptasi bertahap bagi masyarakat yang sudah menjatuhkan pilihan terhadap daging sebagai menu utamanya,” ujarnya.

Hampir senada dengan Fadholi, Amel mengingikasikan terjadinya upaya penimbunan daging yang dilakukan oleh kartel (mafia) daging. Pihak yang ingin mempermainkan situasi agar memperoleh keuntungan yang besar.

“Dengan semakin mendekatnya idul Adha, sepertinya ada upaya penyimpanan untuk jangka waktu tertentu. tentu ini ada semacam permainan pasar yang mungkin dilakukan oleh kartel-kartel daging,” jelasnya.

Untuk itu Amel menekankan perlunya pemerintah melakukan pengawasan ketat untuk mengendalikan pasar. Selain itu, Amel juga menambahkan perlunya ketegasan dan keseriusan pemerintahan Jokowi-JK dalam penegakan hukum (law inforcement) terhadap pihak yang mengambil keuntungan dalam kasus kelangkaan daging.

“Jika betul ditemukan adanya kartel daging yang bermain dalam kasus ini, maka perlu adanya tindakan tegas terhadap mereka, baik daging impor maupun pemasok daging dari lokal,” tegas Amel mengakhiri.